Minggu, 27 Mei 2012

Perilaku Konsumen - Pengaruh Situasi


PENGARUH SITUASI
Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi Konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
  1. Lingkungan Fisik
    Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
  2. Lingkungan Sosial
    Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
  3. Waktu
    Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
  4. Tujuan
    Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
  5. Suasana Hati
    Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Jenis-Jenis situasi konsumen:
1.      Situasi Komunikasi
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak potensial dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi itu dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada bentuk komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul.
2.      Situasi Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk soda dan jajanan dibioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat diwujudkan diri dalam bermacam jenis cala selam situasi pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
·         Lingkungan informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
·          Kesediaan informasi sangat penting. Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
·         Beban informasi dari lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternative pilihan dan jumlah sifat peralternatif, kenaikan dalam jumlah alternative pilihan mengubah jenis kaidah keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil keputusan.
·          Format informasi yaitu cara dimana informasi disusun. Dapat pula memperngaruhi perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin bergantung kepada bagaimana informasi itu disusun.
·         Bentuk informasi adalah penilaian produk numeris, memungkinkan konsumen mentaksir dengan lebih mudah perbedaan diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika informasi merek disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantic.
·         Lingkungan eceran adalah sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap kali diacu sebagai store atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar kendali. Kedua, pengaruh ini dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang benar didalam toko.
·         Musik adalah konsumen akan merasa nyaman jika membeli dengan adanya musik karena membuat semangat para pembeli semakin meningkat. Dan banyak yang dating untuk kembalinlagi ke toko mereka.
·         Tata ruang dan lokasi didalam toko dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan konsumen mengadakan kontak dengan produk.
·         Warna adalah sumber pengaruh yang potensial pada persepsi maupun perilaku konsumen. Warna yang hangat, seperti merah dan kuning, tampak lebih efektif pada orang yang menarik fisik, dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk seperti hijau dan biru.
·         Bahan POP ( point-of-purchase ) atau bahan di tempat penjualan dapt berfungsi sebagai stimulus yang sangat kuat. Peragaan dan tanda dapat meningkatkan kemungkinan menarik perhatian konsumen.
·         Wiraniaga adalalah potensi untuk memperngaruhi konsumen selama berbelanja dapat dipengaruhi secara kuat oleh staf garis depan pengecer.
·         Kesesakan adalah aspek luar dari latar eceran yang mungkin memperngaruhi perilaku berbelanja adalah tingkat kesesakan yang dirasakan yang disebabkan oleh kepadatan orang yang berbelanja didalam toko.
·         Pengaruh waktu adalah dimana situasi ini berlaku pada permintaan akan banyak produk saat musim tiba.
3.      Situasi Pemakaian
Jenis selebihnya dari situasi konsumen adalah situasi pemakaian dimana mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama , tetapi konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.

INTERAKSI ORANG – SITUASI
Situasi konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.

PENGARUH SITUASI YANG TAK TERDUGA.
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen tearget mengenai maksud pembelian mereka untuk meramalkan permintaan produk pada masa datang. Walaupun maksud pembelian dapat bersifat prediktif mengenai perilaku masa dating, satu ancaman besar terhadap daya persfektif mereka adalah gangguan yang disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh. Seorang konsumen mungkinsepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripikj kentang tertentu selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan.
Namun, maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada merek lain dengan kualitassama dijual disana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli berikunya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak diantisipasikan ( misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk orang tuanya yang suka minum kopi ).

Jumat, 25 Mei 2012

Kenangan si kecil takkan terulang, segera abadikan...

Artikel: Kenangan si kecil takkan terulang, segera abadikan...: Bahan dari Rumput Laut, Aman utk Bayi Rp 185.000/ Box isi : 2 clone Powder, 2 mold Powder, pewarna Gold/Pearl, Kuas, Lem 1 box M...

Kenangan si kecil takkan terulang, segera abadikan tangan dan kaki baby anda dalam bentuk 3D dan 2D


Bahan dari Rumput Laut, Aman utk Bayi
Rp 185.000/ Box
isi : 2 clone Powder, 2 mold Powder, pewarna Gold/Pearl, Kuas, Lem
1 box Miracle Kits dapat menghasilkan 2 patung (utk baby umur 0 sd 3 tahun), diatas umur 3 thn dapat membeli bubuk cetakan Clone/Mould tambahan dengan harga Rp.50ribu per bungkus

Dapat DVD cara penggunaannya..
Mudah dan simple.


Cat khusus utk tangan yg mudah di cuci and non toxic. Olesin ke tangan catnya, kemudian dirapikan dengan roller yg sdh disiapkan, baru di cap di papan Framenya. Yuks dipesan sis..hehe.. Keren dipsang di tembok ruang Keluarga. Bs jadi kado jg nih..

Harga Rp. 205.000 (sudah termasuk Frame putih, 4 warna cat, 1 roller)

Dapat digunakan untuk 2-3 kali cap. Max % orang dalam Frame ( 2 orang tua 3 anak)

Cara pembuatan : Tangan dioles dengan cat menggunakan roller, lalu di stamp di frame boardnya.



Cara pemesanan:
Segera hubungi: 0813-777-98-797
Email: olivee_03@yahoo.com
FB : http://www.facebook.com/profile.php?id=1381493349
 

Artikel Perataan Laba


PERATAAN LABA

A.      Pendahuluan
Laporan Keuangan adalah produk yang dihasilkan dari praktik akuntansi yang terjadi. Produk ini menyajikan data-data kuantitatif keuangan atas semua transaksi yang telah dilaksanakan oleh perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk mempertanggung jawabkan aktivitas perusahaan kepada pemilik perusahaan dan memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
            Laba adalah informasi potensial yang berada dalam laporan keuangan dan yang penting bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Informasi laba adalah komponen utama yang dilihat untuk mengukur kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba, dan mentaksir resiko investasi dan meminjamkan uang.
            Dengan adanya hal tersebut, maka dapat mendorong pihak manajemen untuk melakukan tindakan yang curang, yang salah satunya bisa disebut dengan perataan laba (income smoothing).  Tindakan manajemen untuk melakukan perataan laba umumnya didasarkan atas berbagai alasan baik untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan, seperti menaikkan nilai dari perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki risiko yang rendah, dan juga untuk memuaskan kepentingan dirinya sendiri misalnya: untuk mempertahankan jabatannya, mendapatkan kompensasi, dan lain lain.

B.      Faktor-Faktor yang mendasari
Perataan Laba (Income Smoothing) adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara rtificial (melalui metode akuntansi) maupun  secara riil (melalui transaksi). Tindakan perataan laba dianggap sebagai tindakan yang umum dilakukan oleh manajemen untuk mencapai maksud-maksud tertentu. Banyak faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, sektor industri, harga saham, leverage operasi, rencana bonus dan kebangsaan.
Menurut Hepworth (1953) dalam subekti (2005) alas an perataan laba adalah sbb:
·         Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak.
·         Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan.
·         Dapat mempererat hubungan antara manajemen dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upan atau gaji oleh karyawan.
·         Memiliki dampak psikologis terhadap perekonomian.

C.      Akibat yang ditimbulkan dengan adanya praktik perataan laba
Banyak perusahaan percaya bahwa harga saham mereka akan meningkat apabila laba bersih yang mereka laporkan meningkat secara konstan tiap tahunnya. Akibatnya mereka akan memilih prosedur akuntansi yang menghasilkan laba tertentu untuk memenuhi target yang dikehendaki. Pemilik juga berusaha mendorong pihak manajemen untuk memaksimalkan utilitas mereka dalam mencapai target yang telah ditetapkan, dalam usaha membuat entitas tampak bagus dan mapan secara finansial. Praktek ini dikenal dengan manajemen laba (earnings management).
Dengan adanya manajemen laba seperti ini, penyingkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai. Akibat selanjutnya, laporan keuangan tidak lagi mencerminkan keadaan sebenarnya mengenai hal-hal yang terjadi di perusahaan yang seharusnya perlu diketahui oleh pemakai laporan keuangan. Hal-hal seperti ini harus hati hati dilakukan oleh perusahaan, karena apabila praktik ini tercium oleh para investornya, maka akan sangat berbahaya.