PERATAAN LABA
A.
Pendahuluan
Laporan
Keuangan adalah produk yang dihasilkan dari praktik akuntansi yang terjadi.
Produk ini menyajikan data-data kuantitatif keuangan atas semua transaksi yang
telah dilaksanakan oleh perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan
digunakan untuk mempertanggung jawabkan aktivitas perusahaan kepada pemilik
perusahaan dan memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan dan
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
Laba adalah
informasi potensial yang berada dalam laporan keuangan dan yang penting bagi
pihak internal dan eksternal perusahaan. Informasi laba adalah komponen utama
yang dilihat untuk mengukur kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba, dan
mentaksir resiko investasi dan meminjamkan uang.
Dengan
adanya hal tersebut, maka dapat mendorong pihak manajemen untuk melakukan
tindakan yang curang, yang salah satunya bisa disebut dengan perataan laba (income smoothing). Tindakan
manajemen untuk melakukan perataan laba umumnya didasarkan atas berbagai alasan
baik untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan, seperti menaikkan nilai
dari perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan yang bersangkutan
memiliki risiko yang rendah, dan juga untuk memuaskan kepentingan dirinya
sendiri misalnya: untuk mempertahankan jabatannya, mendapatkan kompensasi, dan
lain lain.
B. Faktor-Faktor yang mendasari
Perataan Laba (Income
Smoothing) adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi
laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara
rtificial (melalui metode akuntansi) maupun secara riil (melalui
transaksi). Tindakan perataan laba dianggap sebagai tindakan yang umum
dilakukan oleh manajemen untuk mencapai maksud-maksud tertentu.
Banyak faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba suatu perusahaan. Faktor-faktor
tersebut antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, sektor industri, harga saham,
leverage operasi, rencana bonus
dan kebangsaan.
Menurut Hepworth (1953) dalam subekti (2005) alas
an perataan laba adalah sbb:
·
Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba
dan menaikan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak.
·
Dapat meningkatkan kepercayaan
investor karena kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan
keinginan.
·
Dapat mempererat hubungan antara
manajemen dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upan atau
gaji oleh karyawan.
·
Memiliki dampak psikologis terhadap
perekonomian.
C. Akibat yang ditimbulkan dengan adanya praktik
perataan laba
Banyak perusahaan percaya bahwa harga saham
mereka akan meningkat apabila laba bersih yang mereka laporkan meningkat secara
konstan tiap tahunnya. Akibatnya mereka akan memilih prosedur akuntansi yang
menghasilkan laba tertentu untuk memenuhi target yang dikehendaki. Pemilik juga
berusaha mendorong pihak manajemen untuk memaksimalkan utilitas mereka dalam mencapai
target yang telah ditetapkan, dalam usaha membuat entitas tampak bagus dan
mapan secara finansial. Praktek ini dikenal dengan manajemen laba (earnings
management).
Dengan adanya
manajemen laba seperti ini, penyingkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak
memadai. Akibat selanjutnya, laporan keuangan
tidak lagi mencerminkan keadaan sebenarnya mengenai hal-hal yang terjadi di
perusahaan yang seharusnya perlu diketahui oleh pemakai laporan keuangan. Hal-hal
seperti ini harus hati hati dilakukan oleh perusahaan, karena apabila praktik
ini tercium oleh para investornya, maka akan sangat berbahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar