Jumat, 25 Mei 2012

Artikel Perataan Laba


PERATAAN LABA

A.      Pendahuluan
Laporan Keuangan adalah produk yang dihasilkan dari praktik akuntansi yang terjadi. Produk ini menyajikan data-data kuantitatif keuangan atas semua transaksi yang telah dilaksanakan oleh perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk mempertanggung jawabkan aktivitas perusahaan kepada pemilik perusahaan dan memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
            Laba adalah informasi potensial yang berada dalam laporan keuangan dan yang penting bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Informasi laba adalah komponen utama yang dilihat untuk mengukur kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba, dan mentaksir resiko investasi dan meminjamkan uang.
            Dengan adanya hal tersebut, maka dapat mendorong pihak manajemen untuk melakukan tindakan yang curang, yang salah satunya bisa disebut dengan perataan laba (income smoothing).  Tindakan manajemen untuk melakukan perataan laba umumnya didasarkan atas berbagai alasan baik untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan, seperti menaikkan nilai dari perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki risiko yang rendah, dan juga untuk memuaskan kepentingan dirinya sendiri misalnya: untuk mempertahankan jabatannya, mendapatkan kompensasi, dan lain lain.

B.      Faktor-Faktor yang mendasari
Perataan Laba (Income Smoothing) adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara rtificial (melalui metode akuntansi) maupun  secara riil (melalui transaksi). Tindakan perataan laba dianggap sebagai tindakan yang umum dilakukan oleh manajemen untuk mencapai maksud-maksud tertentu. Banyak faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, sektor industri, harga saham, leverage operasi, rencana bonus dan kebangsaan.
Menurut Hepworth (1953) dalam subekti (2005) alas an perataan laba adalah sbb:
·         Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak.
·         Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan.
·         Dapat mempererat hubungan antara manajemen dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upan atau gaji oleh karyawan.
·         Memiliki dampak psikologis terhadap perekonomian.

C.      Akibat yang ditimbulkan dengan adanya praktik perataan laba
Banyak perusahaan percaya bahwa harga saham mereka akan meningkat apabila laba bersih yang mereka laporkan meningkat secara konstan tiap tahunnya. Akibatnya mereka akan memilih prosedur akuntansi yang menghasilkan laba tertentu untuk memenuhi target yang dikehendaki. Pemilik juga berusaha mendorong pihak manajemen untuk memaksimalkan utilitas mereka dalam mencapai target yang telah ditetapkan, dalam usaha membuat entitas tampak bagus dan mapan secara finansial. Praktek ini dikenal dengan manajemen laba (earnings management).
Dengan adanya manajemen laba seperti ini, penyingkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai. Akibat selanjutnya, laporan keuangan tidak lagi mencerminkan keadaan sebenarnya mengenai hal-hal yang terjadi di perusahaan yang seharusnya perlu diketahui oleh pemakai laporan keuangan. Hal-hal seperti ini harus hati hati dilakukan oleh perusahaan, karena apabila praktik ini tercium oleh para investornya, maka akan sangat berbahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar